Inzaghi: ‘Last Dance’ di Istanbul? Nasib Pelatih Inter di Ujung Tanduk!

Santoso

Santoso

Inzaghi: 'Last Dance' di Istanbul? Nasib Pelatih Inter di Ujung Tanduk!

SportsZam – Final Liga Champions di Istanbul bisa menjadi pertunjukan terakhir Simone Inzaghi bersama Inter Milan. Julukan "Iblis Piacenza", yang disematkan karena ekspresi dinginnya kepada Federico Chiesa, kini menjadi simbol ambisi Inter dalam perburuan trofi Si Kuping Besar. Namun, di balik euforia menuju laga puncak melawan PSG, masa depan Inzaghi justru diliputi ketidakpastian. Tawaran menggiurkan dari Arab Saudi membuat posisinya di Nerazzurri menjadi tanda tanya besar.

Mimpi dan Realita: Antara Trofi dan Tawaran Menggiurkan

Inzaghi: 'Last Dance' di Istanbul? Nasib Pelatih Inter di Ujung Tanduk!
Gambar Istimewa : gilabola.com

Menang di final Liga Champions akan mengukuhkan Inzaghi sebagai pelatih Inter ketiga yang mengangkat trofi tersebut, sejajar dengan legenda seperti Helenio Herrera dan Jose Mourinho. Prestasi monumental ini tentu akan menjadi penutup karier yang gemilang. Namun, spekulasi kepindahannya ke Arab Saudi terus berhembus kencang.

Meskipun kerap diremehkan di luar Italia, seperti diakui kapten Lautaro Martinez, Inzaghi memiliki kedekatan spesial dengan para pemainnya. Lautaro memuji kemampuan Inzaghi memahami para pemain karena pengalamannya sebagai mantan striker. Hal senada juga diungkapkan Matteo Darmian dan mantan pemilik Inter, Massimo Moratti, yang melihat Inzaghi sebagai sosok pelatih yang dicintai dan haus akan perkembangan. Bahkan Fabio Capello melihat dirinya dalam sosok Inzaghi.

Dari Chaos Roma ke Stabilitas Milan: Perjalanan Luar Biasa

Karier kepelatihan Inzaghi penuh lika-liku. Setelah pensiun di Lazio, ia memulai dari bawah, melatih tim muda dan meraih Coppa Italia U-19 setelah penantian panjang 35 tahun. Peluang besar datang ketika ia ditunjuk sebagai pelatih sementara Lazio, menggantikan Stefano Pioli. Keberuntungan berpihak padanya ketika Marcelo Bielsa mundur hanya 48 jam setelah diumumkan sebagai pelatih Lazio. Inilah momentum yang melahirkan sistem 3-5-2 khas Inzaghi yang kini dikenal di Eropa.

Di Lazio, ia sukses besar dengan meraih Coppa Italia dan Supercoppa Italia, serta membawa Lazio kembali ke Liga Champions. Tantangan besar datang ketika ia bergabung dengan Inter pada 2021, menggantikan Antonio Conte. Ia harus beradaptasi dengan kehilangan pemain kunci seperti Lukaku dan Hakimi, serta bekerja di bawah tekanan keuangan dan regulasi UEFA.

Namun, Inzaghi mampu menjawab tantangan tersebut. Ia membangun skuad kompetitif dengan pemain-pemain berlabel gratisan seperti Calhanoglu, Onana, Thuram, dan Sommer. Inter di bawah asuhannya konsisten tampil kompetitif, bahkan nyaris juara di musim pertamanya, mencapai final Liga Champions di musim kedua, juara Serie A di musim ketiga, dan kini kembali ke final Liga Champions. Meskipun gagal meraih treble musim ini, Cristian Chivu menilai musim Inter tetap luar biasa.

Akankah Istanbul Menjadi Panggung Terakhir?

Jika final Liga Champions ini menjadi "last dance" Inzaghi di Inter, maka ini akan menjadi pertunjukan yang spektakuler. Meskipun belum pernah melatih di luar Italia dan belum menguasai bahasa Inggris dengan sempurna, nilai dan kontribusinya bagi Inter tak perlu diragukan lagi. Dunia sepak bola patut menyaksikan lebih dekat perjalanan dan kiprah Inzaghi di laga puncak ini.

Baca Juga

gnews

Tags

Tinggalkan komentar