SportsZam – Steven Gerrard blak-blakan mengungkap penyebab kegagalan generasi emas tim nasional Inggris di awal tahun 2000-an. Menurutnya, ego dan rivalitas antar pemain dari klub-klub besar Liga Primer Inggris menjadi penghalang utama.
Rivalitas Klub Jadi Penghalang

Gerrard, mantan kapten Liverpool, mengungkapkan bahwa para pemain dari klub rival seperti Liverpool, Manchester United, dan Chelsea sulit membangun keakraban di luar lapangan. Padahal, mereka adalah bintang-bintang besar yang seharusnya bisa menjadi tulang punggung tim nasional yang solid.
"Kami terlalu terjebak dalam rivalitas klub," ujar Gerrard dalam podcast bersama Rio Ferdinand. "Dulu, saya, Scholes, Lampard, Terry… kami terlalu fokus pada klub masing-masing."
Gerrard menambahkan bahwa rasa bangga terhadap klub masing-masing membuat mereka gagal bersatu sebagai satu kesatuan. Tidak adanya kedekatan emosional di ruang ganti menjadi salah satu alasan utama mengapa Inggris selalu tersingkir lebih awal di turnamen besar.
Suasana Kaku di Timnas
Gerrard juga menyoroti budaya tertutup di lingkungan tim nasional Inggris kala itu. Para pemain cenderung mengurung diri di kamar masing-masing, jarang berbicara, dan tidak berusaha mempererat hubungan antarpemain.
Kondisi ini membuat suasana skuad Inggris terasa kaku. Meskipun secara individu mereka memiliki kualitas kelas dunia, tidak ada semangat kebersamaan yang tumbuh kuat di antara mereka.
Pengakuan Pahit
Meskipun mencatatkan 114 penampilan bersama tim nasional, Gerrard mengaku pernah membenci suasana di dalam kamp Inggris. Dia sering merasa tertekan dan tidak nyaman selama pemusatan latihan.
"Saya sering merasa kesepian saat berada di kamar hotel," ungkap Gerrard. "Tidak ada hiburan berarti, bahkan hanya menonton saluran televisi terbatas yang membuat saya jenuh."
Gerrard hanya menantikan sesi latihan dan pertandingan karena itu satu-satunya momen yang menyenangkan. Di luar itu, dia merasa tidak menjadi bagian dari tim yang utuh dan saling terhubung.
Baginya, menjadi pemain tim nasional adalah kehormatan besar, namun pengalaman pribadi di balik layar tidak seindah yang dibayangkan publik. Dia bangga mengenakan seragam Inggris, tetapi kecewa karena tim tidak pernah mencapai potensi terbaiknya.
Belajar dari Masa Lalu
Pernyataan Gerrard ini kembali membuka diskusi tentang generasi emas Inggris yang gagal memanfaatkan talenta besar mereka. Meskipun dihuni banyak bintang kelas wahid, skuad tersebut tak pernah mencapai semifinal turnamen besar mana pun.
Kini, generasi baru Inggris diharapkan belajar dari masa lalu. Gerrard berharap para pemain muda seperti Jude Bellingham dan Bukayo Saka bisa menjaga kekompakan tanpa terjebak pada gengsi klub seperti generasinya dulu.
Berikut adalah perbandingan performa generasi emas Inggris di turnamen besar:
| Turnamen | Pencapaian |
|---|---|
| Piala Dunia 2002 | Perempat Final |
| Euro 2004 | Perempat Final |
| Piala Dunia 2006 | Perempat Final |
| Euro 2008 | Tidak Lolos |
| Piala Dunia 2010 | 16 Besar |
| Euro 2012 | Perempat Final |
| Piala Dunia 2014 | Fase Grup |





